11 Kain Adat Tradisional Indonesia
SABTU, 09 JANUARI 2016 ACEH, BAJU ADAT, BALI, JAWA BARAT, JAWA TENGAH, JAWA TIMUR, KAIN TRADISIONAL, NUSA TENGGARA BARAT, NUSA TENGGARA TIMUR, SUMATERA BARAT, SUMATERA SELATAN, SUMATERA UTARA, YOGYAKARTA
11 Kain Adat Tradisional Indonesia - Bicara Indonesia jangan lupakan kain tradisionalnya. Kain
adat tradisional banyak dikenal di Indonesia, kain tradisional tersebut memang unik dan memiliki ciri
khas dari berbagai daerah di Indonesia. Kain adat tradisional di Indonesia memang dibuat secara
tradisional, yaitu dengan menggunakan alat tenun bukan mesin, alias alat tradisional. Sahabat tradisikita
ga boleh luput untuk mengenal berbagai kain adat tradisional yang menjadi kekayaan budaya Indonesia.
Ayo Sobat semua, kita kenali kain adat tradisional di Indonesia :
Kain Songket adalah kain tenun tradisional yang berasal dari kebudayaan masyarakat Melayu di
Ayo Sobat semua, kita kenali kain adat tradisional di Indonesia :
1. Kain Adat Tradisional Indonesia - Kain Songket
Kain Songket adalah kain tenun tradisional yang berasal dari kebudayaan masyarakat Melayu di
beberapa provinsi di Indonesia seperti Aceh dan Minangkabau. Tidak hanya masyarakat melayu di
Indonesia, kain songket juga dapat ditemukan di negara Malaysia dan Brunai, tentu saja dengan ciri
khas yang lain dengan songket dari Indonesia.
Sejarahnya kain songket diperkenalkan pada masa perdagangan zaman dahulu antara Thiongkok
Sejarahnya kain songket diperkenalkan pada masa perdagangan zaman dahulu antara Thiongkok
dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang
benang emas dan perak; maka, jadilah songket yang dibuat oleh masyarakat Indonesia. Kain songket
juga identik dengan kebesaran kerajaan Sriwijaya.
Songket memiliki motif-motif tradisional yang sudah merupakan
Songket memiliki motif-motif tradisional yang sudah merupakan
ciri khas budaya wilayah penghasil kerajinan ini. Misalnya motif
Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, Barantai Merah,
Tampuak Manggih, Salapah, Kunang-kunang, Api-api, Cukie
Baserak, Sirangkak, Silala Rabah, dan Simasam adalah khas
daerah telah mempatenkan motif songket tradisional mereka.
Dari 71 motif songket yang dimiliki Sumatera Selatan, baru 22 motif yang terdaftar di Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dari 22 motif
songket Palembang yang telah terdaftar di antaranya motif Bungo Intan, Lepus Pulis, Nampan Perak,
dan Limar Beranti. Sementara 49 motif lainnya belum terdaftar, termasuk motif Berante Berakam pada
seragam resmi Sriwijaya Football Club. Selain motif Berante Berakam, beberapa motif lain yang belum
terdaftar yakni motif Songket Lepus Bintang Berakam, Nago Besaung, Limar Tigo Negeri Tabur Intan,
Limar Tigo Negeri Cantik Manis, Lepus Bintang Penuh, Limar Penuh Mawar Berkandang, dan sejumlah
motif lain.
2. Kain Adat Tradisional Indonesia - Kain Batik
yang hampir saja diklaim oleh negara lain. Kain
batik merupakan kain bergambar yang pembuatan-
nya dilakukan secara secara khusus dengan
menuliskan atau menerakan malam pada kain itu,
kemudian pengolahannya diproses dengan cara
tertentu yang memiliki kekhasan.
Kata batik sendiri berasal dari bahasa Jawa
"amba" yang berarti menulis dan "nitik". Batik
adalah seni melukis dilakukan diatas kain dengan
menggunakan lilin atau malam sebagai pelindung untuk mendapatkan ragam hias diatas kain tersebut.
Adapun motif batik di Indonesia saat ini sangat banyak. Batik tidak hanya ditemukan di Solo/Yogyakarta.
Tapi ada berbagai jenis kain batik khas daerah / provinsi lainnya di Indonesia, seperti Batik aceh, batik
cirebon, batik garut, batik pekalongan, batik madura, batik jakarta, batik bali, batik tasik, batik banten
dan batik minangkabau.
3. Kain Adat Tradisional Indonesia - Tenun Ikat
Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang
pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami.
Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dijadikan
pakaian dan perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah. Sebelum
ditenun, helai-helai benang dibungkus (diikat) dengan tali plastik sesuai dengan corak atau pola
hias yang diingini. Ketika dicelup, bagian benang yang diikat dengan tali plastik tidak akan terwarnai.
Teknik tenun ikat dapat kita jumpai di berbagai daerah di Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia
Teknik tenun ikat dapat kita jumpai di berbagai daerah di Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia
yang terkenal dengan kain ikat di antaranya: Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa,
Sumba, Flores, dan Timor. Kain gringsing dari Tenganan, Karangasem dan Bali.
Ulos atau Kain Ulos adalah kain adat
tradisional dan merupakan busana khas
Indonesia yang dibuat dan dikembangkan secara turun temurun pada masyarakat Batak
Sumatera Utara. Ulos yang dalam bahasa batang berarti kain, dibuat dengan menggunakan
alat tenun bukan mesin.
Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan
Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan
dari benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk selendang atau sarung
saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat Batak, namun kini banyak
dijumpai di dalam bentuk produk sovenir, sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas
meja, dasi, dompet, dan gorden.
Batik Besurek diperkenalkan pedagang Arab dan pekerja asal India pada abad ke-17 kepada
Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun
![]() |
Ulos - gambar : http://www.langitperempuan.com |
5. Kain Adat Tradisional Indonesia - Kain Besurek
Kain Besurek berasal dari Bengkulu. Kata Besurek sendiri dalam bahasa Bengkulu berarti bersurat
atau tulisan. Kain besurek merupakan salah satu bentuk kain batik khas bengkulu dengan motif
kaligrafi arab.
Batik Besurek diperkenalkan pedagang Arab dan pekerja asal India pada abad ke-17 kepada
masyarakat di Bengkulu. Seiring dengan perkembangannya, seni dalam membuat motif pada kain
tersebut dipadukan dengan tradisi Indonesia yang berciri khas Bengkulu. Berdasarkan data Dinas
Koperasi PPKM Kota Bengkulu, Batik Besurek mulai diproduksi para perajin sejak tahun 1988.
Elly Sumiati dan Doni Roesmandai merupakan dua perajin Batik Besurek yang merupakan pelopor
6. Kain Adat Tradisional Indonesia - Kain Tapis
Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun
benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan
sistem sulam (Lampung; "Cucuk"). Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan
motif, benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung.
Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang
Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang
terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan
benang emas dan benang perak. Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan
yang digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih sederhana dan dikerjakan
oleh pengerajin. Kerajinan ini dibuat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis
(muli-muli) yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk memenuhi
tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan
ragam hias yang bermacam-macam sebagai barang komoditi atau oleh oleh Lampung yang memiliki
nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Desain/corak didapat dari teknik-teknik jahitan dan ikatan yang ditentukan oleh beberapa faktor,
Warna kain tenun doyo yang dominan adalah merah, hitam dan coklat dengan motif yang sangat
![]() |
Tapis Lampung - Gambar :nyaklampung.blogspot.com |
7. Kain Adat Tradisional Indonesia - Kain Gringsing
Kain Gringsing adalah kain khas Desa Tenganan Bali, yang merupakan satu-satunya kain tenun
tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik teknik dobel ikat dan memerlukan waktu
pembuatan antara 2-5 tahun.
Masyarakat Tenganan memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang digunakan dalam upacara
khusus. Kata gringsing berasal dari gring yang berarti 'sakit' dan sing yang berarti 'tidak', sehingga
bila digabungkan menjadi 'tidak sakit'. Maksud yang terkandung di dalam kata tersebut adalah
seperti penolak bala. Di Bali, berbagai upacara, seperti upacara potong gigi, pernikahan, dan
upacara keagamaan lain, dilakukan dengan bersandar pada kekuatan kain gringsing.
Kain Gringsing dibuat dan dipintal dari bahan antara lain kapuk berbiji satu yang telah mengalami
proses perendaman dalam minyak kemiri khusus yang diambil dari hutan.
8. Kain Adat Tradisional Indonesia - Kain Sasak
Kain sasak atau kain tenun sasak adalah merupakan kain tenun adat tradisional ciri khas Lombok,
Nusa Tenggara Barat. Salah satu tujuan wisata yang banyak menyediakan tenun sasak adalah
Dusun Sade. Di sini, menenun adalah mata pencaharian utama kaum perempuan Kampung Sade.
Satu kain tenun seukuran taplak meja dapat diselesaikan dalam waktu satu minggu, sementara kain
tenun ukuran besar penyelesaiannya membutuhkan waktu hingga satu bulan. Proses menenun kain
Sasak dapat disaksikan langsung di Dusun Sade sehingga kita akan mengetahui bagaimana sulitnya
proses penenunan hingga akhirnya bahan kain tersebut bisa menjadi sehelai kain.
![]() |
Tenun Sasak - http://lifestyle.liputan6.com |
9. Kain Adat Tradisional Indonesia - Kain Sasirangan
Kain sasirangan adalah kain adat tradisional dari Suku Banjar di Kalimantan Selatan. Kain Sasirangan
ini asal mulanya digunakan atau dipercaya untuk kesembuhan bagi orang yang tertimpa suatu penyakit
(pamintaan). Kain ini dipakai pada upacara adat suku daerah Banjar. Kain sasirangan ini berbentuk
laung (ikat kepala), kekamban (kerudung) dan tapih bumin (kain sarung). Sebagai bahan pewarna
diambil dari bahan bahan pewarna alam seperti jahe, air pohon pisang, daun pandan dan lain lain.
Desain/corak didapat dari teknik-teknik jahitan dan ikatan yang ditentukan oleh beberapa faktor,
selain dari komposisi warna dan efek yang timbul antara lain : jenis benang/jenis bahan pengikat.
Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini, telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI
Departemen Hukum dan HAM RI beberapa motif sasirangan sebagai berikut :
- Iris Pudak
- Kambang Raja
- Bayam Raja
- Kulit Kurikit
- Ombak Sinapur Karang
- Bintang Bahambur
- Sari Gading
- Kulit Kayu
- Naga Balimbur
- Jajumputan
- Turun Dayang
- Kambang Tampuk Manggis
- Daun Jaruju
- Kangkung Kaombakan
- Sisik Tanggiling
- Kambang Tanjung
![]() | |||
Kain Sasirangan - https://id.wikipedia.org/wiki/Sasirangan |
10. Kain Adat Tradisional Indonesia - Tenun Doyo
Tenun Doyo adalah kain tenun tradisional dari Suku Dayak Benuaq Tanjung Isuy, Kabupaten
Kutai, Kalimantan Timur. Kain tenun yang terbuat dari serat tanaman doyo ini biasa digunakan
oleh Suku Dayak Benuaq dalam upacara adat dan biasa digunakan sebagai mahar dalam upacara
perkawinan.
Serat daun doyo diperoleh dengan memotong daun tanaman doyo sepanjang 1 - 1,5 meter.
Serat daun doyo diperoleh dengan memotong daun tanaman doyo sepanjang 1 - 1,5 meter.
Kemudian direndam dalam air sungai sehingga daun menjadi hancur. Kemudian daun yang telah
hancur tersebut dikerik dengan menggunakan pisau hingga terpisah dengan tulang daun. Seratan
daun yang telah terpisah dari tulang tersebutlah yang kemudian menjadi serat-serat daun doyo
yang kemudian menjadi benang untuk kemudian ditenun.
Warna kain tenun doyo yang dominan adalah merah, hitam dan coklat dengan motif yang sangat
beragam. Motif yang paling banyak adalah flora, fauna dan motif alam mitologi.
Demikian Sobat Tradisi, 11 kain adat tradisional Indonesia yang perlu kita ketahui. Semoga bermanfaat.
Sumber :
http://www.banjarmasinkota.go.id/wisata/kampung-sasirangan.html
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2595/tenun-doyo-kain-tradisional-suku-dayak-benuaq-kalimantan-timur
https://id.wikipedia.org/wiki/Sasirangan
http://lifestyle.liputan6.com/read/2088556/berburu-cantiknya-tenun-sasak-di-lombok
https://id.wikipedia.org/wiki/Kain_tapis
http://bugisposonline.com/sarung-sutra-dari-tanah-bugis.ht
![]() |
Tenun Doyo |
11. Kain Adat Tradisional Indonesia - Sutera Bugis
Kain Sutare Bugis adalah kain adat tradisional khas Makassar, Sulawesi Selatan. Kain ini bisa kita
dapatkan dipusat oleh-oleh Kawasan Somba Opu, tidak jauh dari benteng Fort Rotterdam , Makassar.
Sarung sutera bugis bermotif kotak-kotak, namun jika diperhatikan lebih teliti, tidak semua sarung
memiliki kotak yang sama. Beda ukuran kotak mengandung arti yang berbeda .
Jika kita melihat di sarung tersebut terdapat kotak-kotak kecil yang dihasilkan dari paduan garis-garis
Jika kita melihat di sarung tersebut terdapat kotak-kotak kecil yang dihasilkan dari paduan garis-garis
vertikal dan horizontal dan berwarna cerah. Dulunya ini dipakai wanita Bugis yang belum menikah.
Motif ini dinamakan motif Balo Renni. Jadi mudah menyirikan wanita bugis yang sudah menikah
dan belum menikah dari sarung yang dikenakannya.
Kebalikan dari motif Balo Renni adalah motif Balo Lobang. Kain sarung ini memiliki garis yang
Kebalikan dari motif Balo Renni adalah motif Balo Lobang. Kain sarung ini memiliki garis yang
cenderung tebal sehingga menghasilkan kotak yang besar pula. Warnanya leih terang, seperti merah
terang ataupun merah keemasan. Motif ini digunakan untuk pria Bugis yang belum menikah.
Sumber :
http://www.banjarmasinkota.go.id/wisata/kampung-sasirangan.html
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2595/tenun-doyo-kain-tradisional-suku-dayak-benuaq-kalimantan-timur
https://id.wikipedia.org/wiki/Sasirangan
http://lifestyle.liputan6.com/read/2088556/berburu-cantiknya-tenun-sasak-di-lombok
https://id.wikipedia.org/wiki/Kain_tapis
http://bugisposonline.com/sarung-sutra-dari-tanah-bugis.ht
Selengkapnya : http://www.tradisikita.my.id/2016/01/11-kain-adat-tradisional-indonesia.html#ixzz40VYBlomE
Follow us: @kangdede on Twitter | dede.mahmud on Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar